Jumat, 31 Mei 2013

NAFAS PENGGERAK KURSI RODA

Berkat sebuah teknologi baru, pasien penderita Locked-in syndrome bisa menggerakkan kursi roda atau berselancar di internet hanya dengan bernafas. 

Locked-in syndrome  atau biasa disebut dengan LIS adalah keadaan dimana tubuh kita kehilangan seluruh sensitivitasnya. penderita LIS bisa bernafas dan sadar namun tidak dapat berkomunikasi dengan dunia luar karena luka di otak telah membuat fungsi organ tubuhnya rusak dan terkunci.

Ilmuwan dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, Israel, kemudian menciptakan teknologi pendeteksi nafas. Perangkat ini dapat mendeteksi perubahan tekanan udara yang terjadi di rongga nafas si pemakai dan mengubahnya kedalam bentuk sinyal elektrik. Perangkat yang diciptakan Noam Sobel dan timnya ini kemudian dipasangkan pada software khusus dan digunakan untuk menggerakkan kursor di layar komputer atau menggerakkan kursi roda."Nafas merupakan penggerak yang sangat baik dan cepat," kata Sobel seraya menyebutkan, perangkat yang diciptakannya tengah diuji coba pada tiga orang pasien penderita locked-in syndrome. 

Salah satu pasien wanita berusia 51 tahun, memerlukan waktu 19 hari mempelajari cara menggunakan perangkat tersebut. Hasilnya, dia bisa menulis email pada keluarganya untuk pertamakalinya. Kesuksesan juga terjadi pada sua pasien lainnya, mereka yang menderita locked-in syndrome selama hampir 18 tahun bisa menggerakkan kursi roda dan menggunakan internet.

Sampai saat ini, Sobel dan timnya masih mengembangkan teknologi ini. Para penderita tuna daksa di seluruh dunia mengharapkan alat tersebut segera diproduksi ke seluruh dunia.


Rabu, 29 Mei 2013

Nasib Obat dalam Tubuh

           
Obat adalah suatu bahan kimia yang dapat memengaruhi organisme hidup dan diperlukan untuk keperluan diagnosis, pencegahan, dan pengpbatan suatu penyakit. obat adalah suatu bahan kimia namun tidak semua bahan kimia adalah obat.
            Nasib obat dalam tubuh dimulai dari
1.       Absorbsi obat
Sama seperti makanan yang dimakan, obat yang dikonsumsi secara oral mengalami rute yang sama setelah dikonsumsi. Di dalam lambung obat akan mengalami sedikit absorbsi dan sebagaian lagi akan diserap di dalam usus. Absorbs obat dipengaruhi oleh :
a.       Kelarutan obat
Sediaan sirup lebih cepat diabsorbsi dibandingkan dengan sediaan bentuk tablet. Semakin cair bentuk sediaannya maka semakin cepat absorbsinya. Oleh karena itu, obat-obat sediaan padat yang dikonsumsi secara oral seharusnya diminum dengan air agar mempercepat kelarutannya sehingga efek yang diberikan obat menjadi lebih cepat.
b.      Kemampuan difusi melalui sel membrane
Semakin mudah terjadi difusi dan makin cepat melintasi sel membrane, makin cepat obat diaborbsi. Difusi pasif merupakan perpindahan obat atau senyawa dari kompartemen yang berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi pasif merupakan mekainsme transport sebagian besar obat. Sedangkan transport aktif adalah perpindahan obat atau senyawa dari kompartemen yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Transport aktif membutuhkan energy serta protein untuk membawa obat.
c.       Konsentrasi obat
Semakin tinggi kosentrasi obat dalam larutan, makin cepat diabsorbsi.
d.      Luas permukaan obat
Obat lebih cepat diabsorbsi olehi bagian tubuh yang mempunyai  luas permukaan yang besar, misalnya endetarium paru-paru, mokusa usus, dan usus halus. Absorbsi obat dapat dipercepat dengan memperkecil ukuran partikel.
2.      Distribusi obat
Distribusi adalah proses suatu obat yang secara reversible meninggalkan aliran darah dan masuk ke interstisium (cairan ekstrasel) dan/atau ke sel-sel jaringan. Pengiriman obat dari plasma ke interstinum terutama tergantung pada aliran darah, permeabilitas kapiler, derajat ikatan ion obat tersebut dengan protein plasma atau jaringan dan hidrofobisitas dari obat tersebut.
Obat setelah diabsorbsi akan tersebar melalui sirkulasi darah keseluruh badan. Dalam peredarannya, kebanyakan obat-obat di distribusikan melalui membrane badan dengan cara yang relative lebih muda dan lebih cepat dibanding dengan eliminasi atau pengeluaran obat.
3.      Metabolisme
Kebanyakan obat akan mengalami biotransformasi terlebih dahulu agar dapat dikeluarkan dari badan. Pada dasarnya tiap obat merupakan zat asing yang tidak diinginkan oleh badan dan badan berusaha merombak zat tersebut menjadi metabolit yang bersifat hidrofil agar lebih lancar diekskersikan melalui ginjal, jadi reaksi biotransformasi yang merupakan peristiwa detoksifikasi. Biotransformasi berlangsung terutama di hati, di saluran pencernaan, tetapi beberapa obat mengalami biotransformasi di ginjal, plasma dan mukosa intestinal, meskipun secara kuantitatif letak tersebut dipandang tidak penting,
Kebanyakan metabolit mempunyai sifat partisi yang nyata berbeda dibanding dengan senyawa aslinya terutama sifat lipofilnya menurun. Senyawa baru tersebut mudah diekskresikan karena tidak segera diabsorbsi dari cairan tubuli ginjal. Metabolism dapat berpengaruh terhadap aktivitas biologi dari obat dengan bermacam-macam cara. Kebanyakan aktivitas farmakologi dapat menurun atau hilang setelah mengalami metabolism. Hal tersebut dapat digunakan untuk menentukan lama maupun intensitas aksi obat. Pada beberapa obat yang disebut produk tidak aktif secara biologi, tetapi metabolisme obat itu dapat mengaktifkan obatnya dalam hal ini dimaksudkan agar tujuan terapi dapat tercapai.
4.      Ekskresi
Organ yang paling penting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Banyak metabolit obat yang berbentuk di hati di ekskresi ke dalam usus melalui empedu, kemudian dibuang melalui feses, tetapi lebih sering diserap kembali di saluran cerna dan akhirnya diekskresi melalui ginjal.Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air mata, air susu dan rambut, tetapi dalam jumlah yang relative kecil sekali sehingga tidak berarti dalam pengakhiran efek obat. Liur dapat digunakan sebagai pengganti darah untuk menentukan kadar obat tertentu.